Naskah
Drama: “Hantu Jadi Artis”
Konsep
Panggung
Konsep panggung dibagi dalam 2 konsep, karena ada 2 babak
cerita. Pada babak pertama, latar panggung gelap gulita, tidak ada properti
sama sekali, hanya ada 2 pemain saja. Pada babak kedua, mulai ada properti
yaitu kuburan yang diletakkan di tengah panggung, di depannya ada kamera
buatan. Sebelah sisi kanan panggung ada batu dan semak-semak. Pencahayaan sudah
agak terang karena adanya sorot kamera.
Konsep
Tata Rias dan Busana
Untuk para hantu :
Puci : memakai kostum putih dari
ujung kepala hingga kaki (dibentuk seperti pocong). Untuk make up wajahnya
diberi masker warna putih dan disekitar mata di make up hitam.
Sundi : memakai kostum hitam
panjang. Riasan wajah hitam dan rambut dibuat acak-acakan. Di bagian punggung
dibuat hiasan lubang seperti layaknya “sundel bolong”
Ki Kolor Ijo : memakai kostum kaos
street warna hijau dan deker hitam. Mekai celana kolor warna hijau. Riasan
wajah bernuansa hijau. Rambut diikat acak-acakan.
Kunti : memakai kostum serba putih
panjang. Riasan layaknya hantu yang menjelma menjadi cantik.
Untuk para manusia :
Tarmo : memakai kaos besar warna
biru. Celananya celana bola dengan kaos kaki panjang dan menggunakan sepatu
bola. Memakai topi. Dirias layaknya seperti laki-laki.
Heni Panci : memakai pakaian serba
hitam, dilengkapi dengan jaket hitam yang serba besar.
Bu Nyai : memakai baju taqwa,
sarung, syurban, dan peci warna putih.
Konsep
Penyutradaraan
Drama ini dibagi menjadi 2 babak.
Pada babak yang pertama panggung akan dibuat menjadi gelap dan tanpa ada
property sama sekali. Babak ini dimulai dengan pembacaan prolog kemudian pemain
pertama yang ada diatas panggug adalah Puci dan Sundi, mereka posisinya ada
ditengah panggung dengan keadaan tidur telentang seperti orang mati kemudian
keduanya bangun dan bercakap – cakap. Dilanjutkan dengan prolog, kemudian babak
kedua.
Pada babak kedua setting panggung
tetap gelap namun agak diberi sedikit pencahayaan. Panggung juga dilengkapi
dengan beberapa kuburan ditengah panggung batu besar / semak – semak disebelah
kanan panggung. Pada babak kedua pemain pertama yang masuk panggung adalah Heri
panci gosong dan Kyai dan mengambil setting tempat didepan kuburan yang
kemudian disusul oleh kemunculan hantu Puci dan Sundi yang segera mengambil
setting tempat disebelah semak – semak / batu besar. Pada adegan ini Sundi dan
Puci yang bercakap – cakap, kemudian pak Kyai dan Heri panci gosong bercakap –
cakap tanpa suara.
Selang beberapa menit pemain
berikutnya masuk yaitu Kunti dengan berjalan perlahan – lahan, dia segera
menuju tempat persembunyian Sundi dan Puci serta mengejutkan mereka berdua
kemudian dilanjutkan dengan percakapan. Adegan akan dilanjutkan dengan
dimulainya acara “ Menelusuri Alam Ghaib “ yang dibuka oleh Heri panci gosong yang
didampingi oleh pak Kyai, sedangkan para hantu ditempat pengintaiannya
mendengarkan dan memperhatikan kegiatan mereka tanpa ada percakapan. Setelah
acara dibuka Heri panci gosong dan Kyai menunjuk salah satu penonton yang
mengacungkan tangan untuk dijadikan peserta uji nyali. Peserta tersebut diminta
naik ke panggung dan dan adegan dilanjutkan dengan percakapan ketiga orang
tersebut. Selanjutnya peserta (Tarmo) akan ditinggal oleh Heri panci gosong dan
Kyai setelah ditanyai kesanggupannya oleh Heri panci gosong. Pada adegan ini
dipanggung ada 4 pemain Tarmo didepan kuburan dan 3 hantu ( Puci, Sundi dan
Kunti ) yang mengintai dari tempat persembunyiannya tadi. Ketika Tarmo
ditinggal semdirian, 3 hantu tadi mulai bercakap – cakap lagi yang kemudian
diakhiri dengan kepergian Puci dan Sundi. Selanjutnya, Kunti berkeliling
panggung dan mendekati Tarmo, Tarmo terkejut dan adegan dilanjutkan dengan
percakapan keduanya. Tiba – tiba dari makam kramat Ki kolor ijuk bermunculan
asap tebal yang dibarengi kemunculan Ki kolor ijuk dari makam tersebut dan
mengagetkan mereka berdua. Adegan dilanjutkan dengan pertengkaran mulut yang
kemudian dilanjutkan dengan pertarungan fisik antara Ki kolior ijuk dan Tarmo.
Pertarungan akhirnya dimenangkan oleh Ki kolor ijuk dan Tarmo kalah terjatuh
dengan menahan rasa sakit. Kemudian Ki kolor ijuk menarik Kunti pergi
meninggalkan Tarmo yang sudah tak berdaya. Kemudian, adegan dilanjutkan dengan
Tarmo yang meminta tolong pada para kru TV, kemudian Kyai dan Heri panci gosong
menghampirinya dan pak Kyai mengobati Tarmo dengan menyalurkan tenaga dalamnya
kepada Tarmo dengan duduk bersila seperti menyalurkan tenaga dalam. Setelah
disembuhkan Tarmo panik dan mulai melarikan diri karena merasa ketakutan. Acara
berakhir dan ditutup oleh Heri panci gosong bersama dengan Kyai tetapi
dipanggung juga ada pemain lain yaitu hantu – hantu penghuni kuburan kramat
tersebut ( Puci, Sundi dan Ki kolor ijuk ) yang menakut – nakuti Heni panci
gosong dan Nyai. Drama ditutup dengan Heri panci gosong dan Kyai yang kabur
karena ditakut – takuti oleh hantu – hantu tadi. Kemudian, acara ditutup dengan
kemunculan semua pemain yang diiringi dengan lagu Afi “ Menuju Puncak “.
SINOPSIS
CERITA
Di alam kubur komplek kuburan
kramat, dua penghuni kuburan ( Sundi dan Puci ) kramat sangat terganggu dengan
keadaan yang sangat ramai dan berisik sekali. Akhirnya, mereka berdua
memutuskan keluar dari alam kubur mereka untuk melihat situasi diluar makam.
Sementara itu, diluar kuburan telah
ramai oleh para kru TV, mereka disibukkan dengan acara yang akan mereka adakan
yaitu acara “ Menelusuri Alam Ghaib “ kedua hantu penghuni makam kramat yang
baru tiba diatas komplek kuburan merasa amat heran dan kebingungan, mereka
berdua hanya bisa mengintai dari semak – semak disekitar komplek kuburan
kramat. Ketika mereka berdua masih kebingungan, tiba – tiba mereka berdua
dikejutkan dengan kehadiran seorang hantu cantik yang tidak dikenal namun agak
sombong ( Kunti ). Kedua hantu polos tersebut tidak begitu menyukai kedatangan
penghuni baru yang sok tahu ini. Mereka bertiga akhirnya mengintai kegiatan
para kru TV tersebut. Tidak lama kemudian acara “ menelusuri Alam Ghaib “
dimulai, acara dibuka oleh pembawa acara dari acara ini yaitu Heri Panci gosong
kemudian dilanjutkan dengan pencarian peserta diantara kerumunan penonton.
Akhirnya, ditemukan seorang pemuda ( Tarmo beres slamet ) yang bersedia menjadi
peserta, dengan alasan karena dia memang berniat mencari pacar dari alam ghaib
alias hantu.
Uji nyalipun dimulai, peserta
ditinggal dikomplek kuburan kramat tersebut sendirian. Kunti yang sedang
mengintip dan mendengarkan aktvitas mereka sejak tadi, ingin mencoba berkenalan
dengan sang pemuda. Namun, hal itu tidak disetujui oleh kedua penghuni makam
kramat tersebut ( Puci dan Sundi ) karena hal itu melanggar peraturan yang ada.
Tetapi, Kunti nekat ingin berkenalan dengan Tarmo. Akhirnya mereka berdua
berkenalan, mereka asyik berbincang – bincang dan bersenda gurau tanpa
menghiraukan sekitarnya. Namun, tiba – tiba dari kuburan kramat tersebut muncullah
“ Ki kolor ijuk “ ( hantu penghuni makam kramat ) yang mengaku sebagai suami
Kunti dan memaksa Kunti untuk ikut dengannya. Tarmo yang melihat pacar barunya
dipaksa dengan kasar tidak terima dan menantang Ki kolor ijuk. Pertarungan
sengit terjadi dan pertarungan tersebut dimenangkan oleh Ki kolor ijuk. Tarmo
tidak dibunuh dia dijinkan untuk pergi namun, meninggalkan tempat tersebut
dengan keadaan luka parah. Kemudian Tarmo berteriak minta tolong hingga bantuan
dari Kru pun datang, Tarmo diselamatkan oleh Nyai. Dia sembuh namun dia
mengalami shock berat sehingga tidak dapat menceritakan kejadia yang telah
menimpanya.
NASKAH
DRAMA
HANTU JADI ARTIS
Dengan diiringi suara-suara seram
Sundi : “ Aduh, berisik banget, sih ?
Siapa sih yang mengganggu ketenangan disini. “
Puci :
“ Iya nih. Aku jadi gak tenang. Gimana kalau kita lihat keluar saja ? “
Sundi
: “ Oke. Siapa takut. “
( Akhirnya kedua hantu penghuni
makam kramat itu memutuskan untuk keluar dari tempat peristirahatannya ).
Dengan diiringi suara-suara seram
Puci : “ Sun, mereka lagi ngapain sih ? “
Sundi : “ Emangnya kamu gak tau ya mereka
itu para kru TV. Ya tentu saja mau syuting film. “
Puci : “ Syuting film kok disini.
Emangnya gak ada tempat yang lebih bagus dari pada rumah kita. “
Sundi : “ Iya. manusia ini memang aneh,
bukannya cari tempat yang bagus buat syuting film eh malah mengganggu kita yang
sudah tenang disini. “
Puci : “ Sun, katanya mereka mau syuting
film. Mana aktris dan aktornya ?”
Sundi : “ Iya kamu bener. Kok gak ada ya.
“
Puci : “ Wah kesempatan nih siapa tau aku
bisa jadi aktrisnya. Itukan cita – citaku sejak dulu. “
Sundi : “ Huss ngaco kamu, mana mau
mereka ngajak kamu main film, kalau ngomong aja kamu kadang gak nyambung. “
(
Tiba – tiba dari arah belakang muncul seorang hantu cantik yang mengejutkan
mereka berdua )
Kunti : “ Hayooo……. kalian lagi ngapain
?”
Sundi & Puci : “ Hantuuu………..( terkejut).
Kunti : “ Hey easy man………Emangnya kalian
berdua bukan hantu apa.”
Puci : “ Oh iya ya. Aku kok baru sadar
kalau kita ini hantu.”
Sundi : ( Dengan nada marah ) Husss ngaco
kamu. ( melihat kepada Kunti dengan rasa jengkel ) Hey..! kamu penghuni baru
disini ya ?”
Kunti : “ Aku ini datang dari tempat nan
jauh disana. Aku mau melihat pemandangan disekitar sini yang katanya sih bagus.
Tetapi, ternyata tempatnya jelek apalagi penghuni disini yang jelek – jelek.”
Puci : “ Hey…! Ngomong lagi gue kepret
lho.”
Kunti : “ Emangnya kamu bisa. Aku gak
yakin tuh, kamu bisa.
Ayo coba pukul. Hah, tapi aku gak
peduli tuh karena syutingnya udah mau mulai. Siapa tahu aku bisa ikut jadi
pemainnya. “
Sundi : “ Emangnya mereka bisa ngeliat
kamu apa ?”
Kunti : “ Emangnya kamu gak tahu mereka
mau syuting apa ?”
Puci : “ Kita mana tahu acara TV, kita
kan gak punya TV.”
Kunti : “ Kasihan deh lo, makanya yang
gaul dong. Kalau bukan dari TV setidaknya kalian tau dari gosip yang santer
beredar saat ini.”
Sundi : “ Gosip apa sih ?”
Kunti : “ Zaman sekarang ini manusia
lebih suka berinteraksi dengan makhluk ghaib alias apa hayo ?”
Puci & Sundi : “ Hantuuu.”
Kunti : “ Iya , benar. Mereka itu ingin
mengetahui tentang dunia kita ini.”
Puci : “ Manusia ini kok aneh, sih. Kita
aja pengin jadi manusia dan menikmati kesenangan dunia, Eh malah mereka mau tau
tentang dunia kita.”
( Tepat jam 11.00 malam acara
menelusuri alam ghaib dimulai )
Heni Panci : “ Selamat malam, pemirsa. Kita
bertemu lagi dalam acara “ Menelusuri Alam Ghaib “ bersama saya Heri Panci
Gosong. Pemirsa pada episode kali ini kami telah mendapatkan tempat yang
dianggap paling kramat ditempat ini yaitu kompleks kuburan kramat Ki kolor
ijuk. Baiklah pemirsa sebelum acara uji nyali kita mulai, kami terlebih dahulu
akan mencari peserta uji nyali yang berani kita tinggal sendirian ditempat ini
selama 2 jam.”
( Heri Panci mulai mencari peserta
uji nyali diantara kerumunan penonton, kemudian dia menunjuk seorang pemuda
yang mengangkat tangannya ).
Heri panci : “ Ya, mas. Silahkan.”
( Peserta tadi naik ke panggung ).
Heni panci : “ Selamat malam, mas.”
Tarmo : “ Selamat malam, mas.”
Heni panci : “ Siapa nama anda ?”
Tarmo : “ Namanya saya Tarmo beres
slamet. Tapi biasanya saya dipanggil Tarmo saja, mas.”
Heni panci : “ Anda berasal darimana Mas ?”
Tarmo : “ Saya berasal dari Madura asli,
Mas.”
Heni panci : “ Apa alasan anda mengikuti acara
ini ?”
Tarmo : “ Saya ingin mencari pacar dari
alam ghaib, Mas. Siapa tau saya bisa kawin. Nanti Mas – mas ini saya undang.”
Heni panci : “ Baik Mas Tarmo, sebelum acara
uji nyali kita mulai, mari kita tanyakan terlebih dahulu keadaan disini kepada
ahlinya. Selamat malam pak Kyai !”
Nyai : “ Selamat malam, Mas.”
Heni panci : “ Menurut Kyai, bagaimana keadaan
disekitar makam kramat ini ?”
Nyai : “ Kalau dilihat dan diperhatikan
sepertinya tempat ini bersih, terawat, dan katanya sih pengunjungnya banyak. Tetapi,
sayang Mas tempatnya jauh dan sulit dijangkau. Kaki saya sampai lecet nih,
sedikit.”
Heni panci : “ Maaf, Kyai. Maksud saya bukan
itu Kyai. Maksud saya bagaimana keadaan disini bila dilihat dari mata batin
Kyai.”
Nyai : “ Oh itu, ngomong dong dari tadi.
Jadi saya gak usah banyak ngomong. Baiklah, kalau dilihat dan dirasakan dari
mata batin saya sepertinya tempat ini banyak sekali hantunya. Sepertinya
hantunya menyebar dimana – mana. tetapi Mas, pusat kekuatan mistis terbesar
terdapat dikuburan ini. Tempat ini juga merupakan tempat yang strategis untuk
para hantu cangkruk bersama.”
Tarmo : “ Lho Kyai, hantu bisa cangkru’an
juga ya ?”
Nyai : “ Oh jangan salah Mas. Sebenarnya
paling suka cangkru’an itu adalah hantu karena mereka tidak punya kerjaan lain
selain cangkru’an. Bisa mirip tante – tante genit gitu lho.”
Heni panci : “ Ah Kyai bisa aja. Baik Mas
Tarmo, bagaimana apakah anda sudah siap ?”
Tarmo : “ Saya sudah siap dari tadi Mas.”
Heni panci : “ Baik Mas Tarmo. Kami akan
meninggalkan anda disini selama 2 jam, jika anda berhasil anda akan mendapatkan
hadiah dari kami. Tetapi jika anda menyerah, maka anda cukup bisa melambaikan
tangan kepada kami, maka kru kami akan segera membantu anda. Tetapi, jika anda
menyerah maka anda tidak akan mendapatkan hadiah.”
( Kemudian Pak Kyai dan Heri panci
meninggalkan Tarmo di kompleks kuburan kramat itu sendirian, namun dari
semak-semak tempat persembunyian ketiga hantu mulai berbincang-bincang lagi ).
Kunti : “ Tuh khan, kalian denger
sendiri. Kalau cowok ganteng itu mau mencari pacar dari golongan kita.”
Puci : “ Tapi itu khan menyalahi aturan,
kita khan sudah diberi batasan untuk tidak saling menganggu. Apalagi manusia
itu sudah mengganggu kita yang sudah tenang disini.”
Kunti : “ Ah, aku gak peduli yang penting
aku dapat pacar dari bangsa manusia yang cuakep dan suedep.”
Sundi : “ Ya, sudah kalau diomongin gak
mau. Kamu rasakan sendiri akibatnya nanti. Ayo, Puci kita pergi.” ( menarik
Puci )
Kunti : “ Pergi aja sana.”
( Hantu cantik ini kemudian
mendekati Tarmo dan mengejutkannya ).
Kunti : “ Mas……. mas cakep.”
Tarmo : ( menoleh dan terkejut ) “ Ya
ampun, cantik sekali ! Siapa namanya kamu ?”
Kunti : ( terseipu malu ) “ Nama saya
Kunti Mas. Kalau Mas namanya siapa ?”
Tarmo : “ Nama saya Tarmo beres slamet.
Tapi, biasanya saya dipanggil Tarmo saja.”
Kunti : “ Nama Mas bagus deh, sebagus
orangnya.”
Tarmo : “ Nama kamu juga cantik sama
seperti orangnya.”
( Kedua makhluk yang berbeda alam
tersebut langsung akrab dan langsung asyik berbincang-bincang. Namun, tiba-tiba
terdengar suara tawa yang mengerikan yang dinarengi dengan kumpulan asap yang
mengepul yang berasal dari kuburan kramat Ki kolor ijuk ).
Diiringi suara-suara seram
Ki kolor ijuk : “ Ha…ha…ha….ha…. Hey, kalian apa
yang kalian lakukan disini, Kunti kau sengaja membuat aku marah ya ?”
Kunti : ( terkejut ) “ A…a….aku
Cuma………..”
Ki kolor ijuk : “ Dasar perempuan gatel, ayo
ikut.” ( menarik tangan Kunti )
Tarmo : “ E…e…e Sembarangan sampeyan. Ini
pacar saya jangan dibawa sembarangan dong.”
Ki kolor ijuk : “ Bocah semprul kamu. Dia ini
istriku yang ke-16 mana mungkin dia bisa jadi pacarmu. Ayo ikut Kunti !” (
menarik tangan Kunti).
Tarmo : “ E…e…e…. jangan sembarangan
dong, Mas. Tanya dulu sama dia, dia pilih saya atau kamu.”
Ki kolor ijuk : “ Dia istriku jelas pilih aku.
Ayo Kunti !” (menarik Kunti).
Kunti : “ Aku gak mau, aku mau ikut Mas
Tarmo.” ( Berlari kearah belakang Tarmo )
Ki kolor ijuk : “ Kunti, kamu melawan aku ?”
Kunti : “ Aku gak akan berani ngelawan
kamu, Mas. Tapi aku bosan jadi istrimu kau selalu meninggalkan aku sendirian,
kalau aku gak nurut aku kamu pukul, dan kau selalu memperlakukanku seolah-olah
aku ini budakmu. Kau tidak pernah mencintaiku. Aku ingin mencari bangsa manusia
yang dapat mengerti apa itu arti cinta.”
Ki kolor ijuk : “ Hantu edan kamu Kunti ! Baiklah
aku tidak akan tinggal diam akan kubunuh manusia ini.” ( Bersiap menyerang
Tarmo).
Kunti : “ Eh tunggu dulu ! sebelum
bertarung kasih hormat dulu dong.”
( Pertarungan sengit antara Tarmo
dan Ki kolor ijuk pun dimulai. Pertarungan tersebut sangatlah seru dan terbagi
dalam 2 babak pertarungan. Namun sayang ternyata Tarmo kalah dalam pertarungan
itu ).
Tarmo : ( terjatuh menahan sakit ) “
Ah…….agh…….agh.”
Kunti : ( Berteriak ) “ Mas Tarmooooo……”
Ki kolor ijuk : “ Baiklah. Aku tidak akan
membunuhmu, tetapi jangan pernah datang kesini lagi. Ayo Kunti !” ( Menarik
tangan Kunti dengan paksa )
Kunti : ( sambil menangis ) “ Mas Tarmo
tolong mas………mas………”
Tarmo : ( Dengan suara lemah ) “
Kunti…………Kunti…..”
( Ki kolor ijuk dan Kunti pergi
meninggalkan tempat itu dan kembali kealamnya ).
Tarmo : ( sambil melambaikan tangannya )
“ Tolong……..tolong……..tolong……”
Heni panci : “ Lho ada apa, Mas ?”
Nyai : “ Sepertinya anak muda ini terkena
pukulan dari makhluk ghaib penghuni makam kramat disini.”
Heni panci : “ Apa bisa disembuhkan Kyai ?”
Nyai : “ Insya Allah “
( Kemudian Kyai tersebut menyalurkan
tenaga dalamnya untuk menyembuhkan Tarmo)
Tarmo : “ Sakalangkong banyak, Kyai.”
Nyai : “ Ya, sama – sama.”
Heni panci : “ Baiklah, Mas Tarmo. Bisakah
anda menceritakan pengalaman anda kepada pemirsa ?”
Tarmo : ( Panik dan buru – buru pergi ) “
Saya kapok mas ikut acara ini. Saya mau pulang saja.”
Heni panci : “ Lho Mas……..lho mas, tunggu Mas
! Maaf pemirsa rupanya peserta kita kali ini mengalami shock berat, sehingga
tidak bisa menceritakan pengalamannya. Baiklah pemirsa cukup sampai disini
acara kita hari ini, bila ada kritik atau saran dapat anda kirimkan melalui
surat ke alamat dibawah ini ( Poster alamat dibawa oleh Puci dan Sundi ). Baik
pemirsa sampai disini acara kita dan sampai ketemu di episode berikutnya dalam
acara “ Menelusuri Alam Ghaib “ bersama saya Heri panci gosong. Sampai jumpa
pemirsa. Terima kasih Kyai.”
Nyai : “ Oh, iya.”
( Tiba – tiba mereka telah
dikelilingi oleh hantu – hantu penghuni makam kramat )
Heni
panci & Nyai : ( sambil berlari ) “
HANTUUUUUUUUUUUUU “