PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP
STUKTUR BUDAYA MASYARAKAT
Makalah ini dibuat guna memenuhi
tugas mata kuliah IAD/IBD/ISD
Dosen pengampu :
Imam Turmudzi
Disusun oleh :
Heni Sulasmini
Khoirul Umam
Kholif Rizky Fajar
INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) KEDIRI
FAKULTAS TARBIYAH
2015-2016
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam
sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar dan berkualitas,
individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya memunculkan
kehidupan sosial yang bermoral. Sayangnya, sekalipun institusi-institusi
pendidikan saat ini memiliki kualitas dan fasilitas, namun institusi-institusi
tersebut masih belum memproduksi individu-individu yang beradab. Sebabnya, visi
dan misi pendidikan yang mengarah kepada terbentuknya manusia yang beradab, terabaikan
dalam tujuan institusi pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
Dalam
menyusun makalah ini kami merumuskan beberapa permasalahan yang mendasar yang
kami anggap perlu dan berkaitan dengan pengaruh pendidikan islam dalam merubah
struktur budaya masyarakat, yaitu:
1.
Apa
pengertian kebudayaan ?
2.
Apa
pengertian pendidikan islam ?
3.
Apa
pengertian stuktur masyarakat ?
4.
Apa
peranan pendidikan islam terhadap stuktur budaya masyarakat ?
C.
Tujuan penulisan
Sesuai
dengan latar belakang dan rumusan permasalahan yang kami paparkan,maka kami
membuat makalah ini yang bertujuan sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui definisi budaya.
2.
Untuk
mengetahui definisi pendidikan islam.
3.
Untuk
mengetahui definisi stuktur masyarakat
4.
Untuk
mengetahui dampak pendidikan islam dalam merubah stuktur budaya masyarakat.
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kebudayaan
Kata
budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi
atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari
kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri
diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia,
sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok
manusia.
Sedangkan
definisi kebudayaan menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Budiono K,
menegaskan bahwa, “menurut antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem
gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”. Pengertian tersebut
berarti pewarisan budaya-budaya leluhur melalui proses pendidikan.
Beberapa pengertian kebudayaan berbeda dengan
pengertian di atas, yaitu:
- Kebudayaan adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial (masyarakat) dalam suatu ruang dan waktu.
- Kebudayaan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan kepercayaan seni, moral, hukum, adat serta kemampuan serta kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
- Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya yaitu masyaraakat yang menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga denga rasa itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya.
Pengertian
kebudayaan tersebut mengispirasi penulis untuk menyimpulkan bahwa; akal adalah
sumber budaya, apapun yang menjadi sumber pikiran, masuk dalam lingkup
kebudayaan. Karena setiap manusia berakal, maka budaya identik dengan manusia
dan sekaligus membedakannya dengan makhluk hidup lain. Dengan akal manusia
mampu berfikir, yaitu kerja organ sistem syaraf manusia yang berpusat di otak,
guna memperoleh ide atau gagasan tentang sesuatu. Dari akal itulah muncul
nilai-nilai budaya yang membawa manusia kepada ketinggian peradaban.
Dengan
demikian, budaya dan kebudayaan telah ada sejak manusia berpikir, berkreasi dan
berkarya sekaligus menunjukkan bagaimana pola berpikir dan interpretasi manusia
terhadap lingkungannya. Dalam kebudayaaan terdapat nilai-nilai yang dianut
masyarakat setempat dan hal itu memaksa manusia berperilaku sesuai budayanya.
Antara kebudayaan satu dengan yang lain terdapat perbedaan dalam menentukan
nilai-nilai hidup sebagai tradisi atau adat istiadat yang dihormati. Adat istiadat
yang berbeda tersebut, antara satu dengan lainnya tidak bisa dikatakan benar
atau salah, karena penilaiannya selalu terikat pada kebudayaan tertentu.
B.
Pengertian
Pendidikan Islam
Pendidikan
adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada terdidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kepribadian yang lebih baik,
yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal. Manusia ideal adalah manusia yang sempurna
akhlaqnya. Yang nampak dan sejalan dengan misi kerasulan Nabi Muhammad saw,
yaitu menyempurnakan akhlaq yang mulia.
Agama
islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai
berbagai aspek kehidupan baik kehidupan yang sifatnya duniawi maupun yang
sifatnya ukhrawi. Salah satu ajaran Islam adalah mewajibkan kepada umatnya
untuk melaksanakan pendidikan, karena dengan pendidikan manusia dapat
memperoleh bekal kehidupan yang baik dan terarah.
Adapun
yang dimaksud dengan pendidikan Islam sangat beragam, hal ini terlihat dari
definisi pendidikan Islam yang dikemukakan oleh beberapa tokoh pendidikan
berikut ini:
Prof.Dr.
Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan pendidikan islam sebagai
proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan
alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan
sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.
(Asy-Syaibany, 1979: 399)
Pengertian
tersebut memfokuskan perubahan tingkah laku manusia yang konotasinya pada
pendidikan etika. Selain itu, pengertian tersebut menekankan pada aspek-aspek
produktivitas dan kreatifitas manusia dalam peran dan profesinya dalam
kehidupan masyarakat dan alam semesta.
Dr.
Muhammad SA Ibrahimy (Bangladesh) mengemukakan pengertian pendidikan islam
sebagi berikut;
Islamic
education in true sense of the term, is a system of education which enables a
man to lead his life according to the islamic ideology, so that he may easily
mould his life in according with tenent of islam.
Pendidikan
dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang
memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita
islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran
islam.
Pengertian
itu mengacu pada perkembangan kehidupan manusia masa depan tanpa menghilangkan
prinsip-prinsip islami yang diamanahkan oleh Allah kepada manusia, sehingga
manusia mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya seiring dengan
perkembangan iptek.
C.
Pengertian
Stuktur Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan
istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen
(saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin
An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat
apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan
kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering
diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu
sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral
nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang
juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat
industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari
masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula
diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan
kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan
masyarakat negara.
Kata society berasal dari
bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain.
Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society
berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung
makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama
dalam mencapai tujuan bersama.
Tokoh masyarakat adalah
orang-orang yang dihormati dan disegani dalam masyarakatnya, karena aktivitas
dalam kelompoknya serta kecakapan-kecakapan dan sifat-sifat tertentu yang
dimilikinya.
D.
Peranan
Pendidikan Islam Terhadap Stuktur Budaya Masyarakat
Berbicara tentang pendidikan Islam tentunya akan
selalu bersinggungan dengan budaya Arab dan Timur-Tengah. Perlu dicatat bahwa
tidak semua masyarakat Timur Tengah merupakan orang Arab. Orang Iran, misalnya,
adalah orang bangsa Persia, yang memiliki bahasa serta budaya tersendiri. Meskipun
dalam ha-hal tertentu ada kesamaan dengan budaya Arab. Maka dari itu,
menghubungkan budaya Islam dengan hanya budaya Arab tentunya kurang adil.
Apalagi, persebaran Islam di Indonesia dilakukan
bukan hanya oleh satu bangsa saja, melainkan oleh berbagai bangsa yang
berdagang di Indonesia: orang Arab sendiri, Persia, Moor, India, bahkan Cina.
Persebaran Islam di Indonesia tak serempak terjadi dalam waktu yang sama,
melainkan berproses melalui aktifitas dagang dan sosial. Oleh karena itu,
kekentalan pengaruh budaya dan ajaran Islam di tiap-tiap tempat di Indonesia
tentunya berbedabeda. Ada masyarakat yang nuansa Islamnya kental, seperti Aceh
atau Banten; adapula masyarakat yang nilai “kefanatikan” Islamnya tidak begitu
kental seperti di Jawa.
peranan pendidikan islam dalam merubah stuktur
budaya masyarakat meliputi beberapa aspek diantaranya sebagai berikut :
1.
Kontrol
masyarakat dalam berpikir dan berahlaq
Dalam pendidikan agama islam tentu didalamnya diajarkan mengenai
ketauhidan, syariat dan bagai mana cara bersikap sebagai umat muslim sejati.
Dalam hal ini pendidikan agama islam sangat berperan sebagai kontrol masyarakat
dalam berfikir dan bertindak.
2.
Penyebar luasan Huruf, Bahasa, dan Nama-Nama
Arab
Al-Quran, sebagai kitab suci Islam, menggunakan
bahasa Arab, bahasa-ibu Nabi Muhammad. Dalam perkembangannya, bahasa Arab
digunakan juga oleh para muslim yang non-Arab dalam berbagai kegiatan agama,
terutama shalat dan mengaji (membaca Al-Quran). Tak jarang seorang muslim yang
pandai membaca Al- Quran dakam bahasa Arab namun ia kurang atau tidak mengerti
arti harfiah teks-teks dalam kitab suci tersebut. Dan memang salah satu hadis
menyatakan bahwa sangat diwajibkan bagi setiap muslim untuk membaca Quran meski
orang bersangkutan tak mengetahui arti dan makna ayat-ayat yang dibacakan
(kecuali ia membaca terjemaahannya).
Dari kebiasaan tersebut, pengaruh bahasa Arab
lambat laut merambat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Persebarah bahasa Arab ini lebih cepat dari pada persebaran bahasa Sansekerta
karena dalam Islam tak ada pengkastaan, karena itu dari raja hingga rakyat
jelata mampu berbahasa Arab. Pada mulanya memang hanya kaum bangsawan saja yang
pandai meulis dan membaca huruf dan bahasa Arab, namun pada selanjutnya rakyat
kecil pun mampu berbahasa Arab, setidaknya membaca dan menulis Arab kendati tak
begitu paham akan maknanya.
Penggunaan huruf Arab di Indonesia pertama kali
terlihat pada batu nisan di Leran Gresik, yang diduga makam salah seorang
bangsawan Majapahit yang telah masuk Islam. Dalam perkembangan selanjutnya,
pengaruh huruf dan bahasa Arab terlihat pada karya-karya sastra di
wilayah-wilayah yang keislamannya lumayan kuat seperti di Sumatera, Sulawesi,
Makassar, dan Jawa. Penggunaan bahasa Arab pun berkembang di pesantren-pesanten
Islam.
Penulisan huruf Arab berkembang pesat ketika
karya-karya yang bercorak Hindu-Buddha disusupi unsur-unsur Islam. Huruf yang
lebih banyak dipergunakan adalah aksara Arab gundul (pegon), yakni abjad arab
yang ditulis tanpa tanda bunyi. Sedangkan bahasanya masih menggunakan bahasa
setempat seperti Melayu, Jawa, dan bahasa-bahasa ibu lainnya.
Dalam kalender Masehi, nama-nama hari yang
berjumlah tujuh dalam seminggu, di Indonesia menggunakan nama-nama Arab, yakni
Senin (Isnain), Selasa (Sulasa), Rabu (Rauba’a), Kamis (Khamis), Jumat
(Jum’at), Sabtu (Sabt). Enam dari tujuh hari tersebut semuanya berasal dari
bahasa Arab, kecuali Minggu (bahasa Arabnya: Ahad) yang berasal dari Flaminggo
dari bahasa Portugis. Hanya orang-orang tertentu yang menggunakan kata “ahad”
untuk hari Minggu.
Pengabadian istilah “minggu” dilakukan oleh umat
Nasrani Portugis ketika melakukan ibadah di gereja pada hari bersangkutan.
Selain huruf, sistem angka (0, 1, 2, 3, dan seterusnya) pun diadopsi dari
budaya Arab; bahkan semua bangsa mempergunakannya hingga kini. Selain nama-nama
hari, nama-nama Arab diterapkan pula pada nama-nama orang, misalnya Muhammad,
Abdullah, Umar, Ali, Musa, Ibrahim, Hasan, Hamzah, dan lain-lain.
Begitu pula kosa kata Arab kebanyakan diambil dari
kata-kata yang ada dalam Al-Quran banyak yang dipakai sebagai nama orang,
tempat, lembaga, atau kosakata (kata benda, kerja, dan sifat) yang telah
diindonesikan, contohnya: nisa (perempuan), rahmat, berkah (barokah), rezeki
(rizki), kitab, ibadah, sejarah (syajaratun), majelis (majlis), hebat (haibat),
silaturahmi (silaturahim), hikayat, mukadimah, dan masih banyak lagi. Banyak di
antara kata-kata serapan tersebut yang telah mengalami pergeseran makna
(melebar atau menyempit), seiring dengan perkembangan zaman.
3.
Merubah seni
Bangunan Fisik (Arsitektur)
Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam
Bentuk bangunan. Surutnya Majapahit yang diikuti oleh perkembangan agama Islam
menentukan perubahan tersebut. Islam telah memperkenalkan tradisi bangunan,
seperti mesjid dan makam. Islam melarang pembakaran jenazah yang merupakan
tradisi dalam ajaran Hindu-Buddha; sebaliknya jenazah bersangkutan harus
dimakamkan di dalam tanah. Maka dari itu, peninggalan berupa nisan bertuliskan Arab
merupakan pembaruan seni arsitektur pada masanya.
Islam pertama kali menyebar di daerah pesisir
melalui asimilasi, perdagangan dan penaklukan militer. Baru pada abad ke-17,
Islam menyebar di hampir seluruh Nusantara. Persebaran bertahap ini, ternyata tidak
berpengaruh terhadap kesamaan bentuk arsitektur di seluruh kawasan Islam.
Sebagian arsitektur Islam banyak terpengaruh dengan tradisi Hindu-Buddha yang
juga telah bersatu padu dengan seni tradisional. Persebaran Islam tidak
dilakuan secara revolusioner yang berlangsung secara tibatiba dan melalui
pergolakan politik dan sosial yang dahsyat.
Memang, menurut Tome Pires (De Graaf dan Pigeaud),
terdapat penyerbuan secara militer terhadap ibukota Majapahit yang masih
Hindu-Buddha yang dilakukan oleh sejumlah santri dari Kudus yang dipimpin oleh
Sunan Kudus dan Rahmatullah Ngudung atau Undung. (Nama Kudus diambil dari kata
al-Quds atau Baitul Maqdis di Yerusalem, Palestina, yang merupakan kota suci
umat Islam ketiga setelah Mekah dan Madinah). Namun, secara umumnya proses
islamisasi berlangsung dengan damai. Dengan jalan damai ini, Islam dapat
diterima dengan tangan terbuka. Pembangunan tempat-tempat ibadah tidak
sepenuhnya mengadospi arsitektur Timur Tengah.
Ada masjid yang bangunannya merupakan perpaduan budaya
Islam-Hindu-Buddha, misalnya Masjid Kudus meskipun pembangunannya diragukan,
apakah dibangun oleh umat Hindu atau Islam. Ini terlihat dari menara masjid
yang berwujud seperti candi dan berpatung. Masjid lain yang bercorak campuran
adalah Masjid Sunan Kalijaga di Kadilangu dan Masjid Agung Banten. Atap pada
Masjid Sunan Kalijaga berbentuk undak-undak seperti bentuk atap pura di Bali
atau candi-candi di Jawa Timur.
Tempat sentral perubahan seni arsitektur dalam
Islam terjadi di pelabuhan yang meruapkan pusat pembangunan wilayah baru Islam.
Sementara para petani di pedesaan dalam hal seni arsitektur masih
mempertahankan tradisi Hindu-Buddha. Tak diketahui seberapa jauh Islam
mengambil tradisi India dalam hal seni, karena beberapa keraton yang terdapat
di Indonesia usianya kurang dari 200 tahun. Pengaruhnya terlihat dari unsur
kota.
Masjid menggantikan posisi candi sebagai titik
utama kehidupan keagamaan. Letak makam selalu ditempatkan di belakang masjid
sebagai penghormatan bagi leluhur kerajaan. Adapula makam yang ditempatkan di
bukit atau gunung yang tinggi seperti di Imogiri, makam para raja
Mataram-Islam, yang memperlihatkan cara pandang masyarakat Indonesia (Jawa)
tentang alam kosmik zaman prasejarah. Sementara, daerah yang tertutup tembok
masjid merupakan peninggalan tradisi Hindu-Buddha.
Terdapat kesinambungan antara seni arsitektur Islam dengan tradisi
sebelum Islam. Contoh arsitektur klasik yang berpengaruh terhadap arsitektur
Islam adalah atap tumpang, dua jenis pintu gerbang keagamaan, gerbang berbelah
dan gerbang berkusen, serta bermacam unsur hiasan seperti hiasan kaya yang
terbuat dari gerabah untuk puncak atap rumah. Ragam hias sayap terpisah yang
disimpan pada pintu gerbang zaman awal Islam yang mungkin bersumber pada relief
makara atau burung garuda zaman pra-Islam. Namun sayang, peninggalan bentuk
arsitektur itu banyak yang dibuat dari kayu sehingga sangat sedikit yang mampu
bertahan hingga kini.
4.
Kesusastraan
Karya sastra merupakan alat efektif dalam
penyebaran sebuah agama. Jalur sastra inilah yang ditempuh masyarakat muslim
dalam penyebaran ajaran mereka. Karya-karya sastra bercorak Islam yang ditulis
di Indonesia, terutama Sumatera dan Jawa, awalnya merupakan gubahan atas
karya-karya sastra klasik dan Hindu-Buddha. Cara ini ditempuh agar masyarakat
pribumi tak terlalu kaget akan ajaran Islam.
Selanjutnya, tema-tema yang ada mulai bernuansa
Islami seperti kisah atau cerita para nabi dan rasul, sahabat Nabi,
pahlawan-pahlawan Islam, hingga raja-raja Sumatera dan Jawa. Adakalanya
kisah-kisah tersebut bersifat setengah imajinatif; dalam arti tak sepenuhnya
benar.
5.
Menyebarluaskan Seni Rupa dan Kaligrafi
Seni rupa dalam dunia Islam berbeda dengan seni
rupa dalam Hindu-Buddha. Dalam ajaran Islam tak diperbolehkan menggambar,
memahat, membuat relief yang objeknya berupa makhluk hidup khususnya hewan.
Maka dari itu, seni rupa Islam identik dengan seni kaligrafi.
Seni kaligrafi adalah seni menulis aksara indah
yang merupakan kata atau kalimat. Dalam Islam, biasanya kaligrafi berwujud
gambar binatang atau manusia (tapi hanya Bentuk siluetnya saja). Ada pula, seni
kaligrafi yang tidak berbentuk makhluk hidup, melainkan hanya rangkaian aksara
yang diperindah. Teks-teks dari Al-Quran merupakan tema yang sering dituangkan
dalam seni kaligrafi ini. Sedangkan, bahanbahan yang digunakan sebagai tempat
untuk menulis kaligrafi ini adalah nisan makam, pada dinding masjid, mihrab
masjid, kain tenunan atau kertas sebagai pajangan atau kayu sebagai pajangan.
Selain huruf Arab, tradisi kaligrafi dikenal pula di Cina, Jepang, dan Korea.
6.
Menyebarluaskan Seni Tari dan Musik
Dalam bidang seni tari dan musik, budaya Islam
hingga sekarang begitu terasa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Dalam perjalanannya, kebudayaan Islam sebelum masuk ke wilayah Indonesia telah
dahulu bercampur dengan kebudayaan lain, misalnya kebudayaan Afrika Utara,
Persia, anak Benua India, dan lain-lain. Dan telah menjadi hukum alam, bahwa
setiap tarian memerlukan iringan musik. Begitu pula seni tari Islami, selalu
diiringi alunan musik sebagai penyemangat sekaligus sebagai sarana
perenungan.
Lazimnya tarian-tarian ini dipraktikkan di daerah pesisir
laut yang pengaruh Islamnya kental, karena daerah pesisir merupakan tempat
pertama kali Islam berkembang, baik sebagai kekuatan ekonomi, sosial, budaya,
dan politik.
7.
Merubah Seni Busana
Dalam agama Islam, tentu kita di ajarkan syariat
bagaimana kita mengenakan pakaian dengan batas batas aurat yang telah di
tentukan. Ada jenis pakaian tertentu
yang menunjukkan identitas umat Islam. Jenis pakaian tersebut adalah sarung,
baju koko, kopeah, kerudung, jilbab, jubah dan sebagainya.
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan agama Islam ialah bimbingan yang dilakukan oleh seorang
dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian
muslim yang sejati.
Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup
bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu,
mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam
kelompok / kumpulan manusia tersebut.
Peranan pendidikan islam terhadap budaya masyarakat
mempengaruhi beberapa perubahan diantaranya pola pikir dan ahlaq masyarakat, huruf bahasa
dan nama nama arab, bangunan fisik (arsitektur), kesusastraan, seni rupa,
kaligrafi, seni tari, seni musik, seni busana dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
http://nathasuarnata.blogspot.co.id/2011/04/pengertian-struktur-masyarakat.html
http://semutuyet.blogspot.co.id/2012/03/fungsi-dan-peranan-pendidikan-dalam.html
Supartono Widyosiswoyo, Sejarah Kebudayaan Indonesia (Jakarta:
Universitas Trisakti, Cet.2, 2006) hal. 96-100.
